Di Madrasah, saya diamanati oleh kepala madrasah untuk mengajar siswa dalam membaca kitab kuning. Para siswa kelas VII tentunya sangat minim sekali pengetahuannya tentang "ilmu alat" yang meliputi disiplin ilmu nahwu dan shorof. Akan tetapi ketrampilan membaca kitab kuning menurut saya tidak serta-merta harus pandai ilmu nahwu dan shorof, melainkan suatu pembiasaan dalam membacanya. Saya contohkan seseorang yang pandai mengendarai mobil, bukanlah mereka yang hafal dan pandai dalam hal teknis serta manual book cara mengendarai mobil. Melainkan adalah mereka yang setiap hari mengendarai mobil hanya dengan sedikit teori cara mengendarainya, dan biasanya kursus mengendarai mobil cuman dalam waktu 2 jam saja sudah bisa. Hal inilah yang menginspirasi saya untuk mencoba mengajar siswa dalam membaca kitab kuning, meskipun mereka belum hafal ilmu nahwu dan shorof secara mendetail.
Tahapan metode yang saya gunakan untuk mengajari siswa adalah : 1. Siswa dikenalkan dengan sibol-simbol dalam "memaknai" kitab kuning. 2. Siswa dikenalkan dengan tulisan huruf "pego", karena kitab kuning diberi makna dengan tulisan pego. 3. Kita tuliskan lafadz/ibaroh kitab di papan tulis, dengan harokat dan makna yang penuh. 4. Kita beri penggalan-penggalan pada tiap kalimat (kata), karena cara membaca kitab kuning adalah dibaca lafadznya dulu kemudian diberi makna. Maka dimana kita berhenti membaca suatu lafadz disitu kita beri tanda untuk berhenti yang kemudian kita beri makna. Hal ini sangat penting dikarenakan dalam kitab kuning terkadang suatu lafadz itu dibaca 1 lafadz kemudian maknanya terkadang 2 lafadz baru maknanya dan terkadang 3-4 lafadz baru maknanya. 5. Kita membaca dahulu sesuai dengan penggalan-penggalan tadi dan siswa menirukan bersama-sama. Hal ini kita lakukan berulang-ulang. 6. Setelah lancar, kita tekankan bagaimana cara membaca simbol-simbol makna. Semisal simbol "utawi" itu dibaca setelah membaca lafadznya dahulu, sedangkan simbol "iku / sopo /opo" itu dibaca sebelum membaca lafadznya. 7. Kita hapus tanda penggalan-penggalan lafadz tadi, dan siswa kita suruh membacanya. Bila siswa sudah bisa membaca sesuai dengan penggalan-penggalan tadi, berarti siswa sudah lulus tahapan awal membaca kitab kuning. 8. Selanjutnya kita hapus harokat-harokat (syakal) pada lafadz kitab. Dan siswa kita tuntut untuk membacanya. 9. Selanjutnya kita hapus simbol-simbol maknanya dan yang terakhir kita hapus maknanya.
Usahakan setiap kali pertemuan kita beri 2 baris ibaroh (kalimat), insyaalloh dalam waktu 2-3 bulan siswa sudah terampil membaca kitab kuning. Kemudian kita tingkatkan target kita menjadi 4 baris tiap pertemuan. Bila sudah lancar membacanya baru kita berikan teori-teori tentang ilmu alat baik ilmu nahwu dan ilmu shorof. Dengan sistem "reparasi" (membenahi yang salah) ilmu nahwu dan shorof akan lebih mudah dicerna. Dari pada kita mengajari kedua ilmu itu tanpa kita ajari mereka cara menggunakannya.
Berikut ini adalah doa-doa yang dibaca dalam istighotsah, sebagaimana dalam buku “Panduan Praktis Istighotsah” oleh Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU):
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Wahai Dzat yang memelihara dari keburukan dan kebinasaan, wahai Dzat Yang Maha Menolong, wahai Dzat yang menjamin rizki para hamba dan mengetahui kesulitan-kesulitan hamba, ya Allah
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, sungguh telah habis daya dan upayaku maka tolonglah kami, Ya Allah Ya Allah Ya Allah
Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau
يَا بَدِيْعُx41
Wahai Dzat yang menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ x33
Cukup bagi kami Allah, dan Dia sebaik-baik penolong
Aku mohonkan pemeliharaan untuk kalian kepada Dzat yang maha hidup dan terus menerus mengatur hamba-Nya yang tidak pernah mati selamanya, dan aku tolak dan hindarkan dari kalian segala keburukan dengan sejuta bacaan “La haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim”
Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali la. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang menyingkirkan keburukan kecuali la. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada kenikmatan melainkan dari Allah. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tiada daya untuk berbuat kebaikan kecuali dengan pertolongan Allah dan tiada kekuatan untuk menghindar dari perbuatan maksiat kecuali dengan perlindungan Allah yang maha Mulia dan maha agung
Ya Allah, aku memohon ampunan dan taubat yang diterima kepada-Mu Ya Allah yang maha pengampun, dan dengan kekuatan dan kekuasaan-Mu Wahai Dzat yang maha mengalahkan, tundukkan dan hukumlah orang yang melakukan tipu muslihat dan ingin mencelakai kami
Wahai Dzat yang maha mengalahkan, maha menundukkan, Dzat yang keras azab-Nya, ambilkan hak-hak kami dan hak-hak umat Islam dari orang-orang yang menzhalimi kami dan menzhalimi umat Islam, yang telah menganiaya kami dan menganiaya umat Islam
الفَاتِحَة x1
(Surat Al-Fatihah) التَّهْلِيْل (diambil dari : www.nu.or.id)